Bagaimana Perkawinan Sekufu’ Mampu Menciptakan Keluarga Sakinah?

keluarga sakinah
Photo by Connor Wells on Unsplash

Allah swt telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna.

Dia juga memberikan sebuah anugerah yang luar biasa kepada hambanya yakni rasa cinta dan kasih.

Sehingga manusia mampu memiliki rasa cinta kepada seseorang, terutama yang tidak sejenis.

Mencintai seseorang yang tidak sejenis ini akan halal dengan jalan yang telah disyari’atkan oleh Islam yaitu pernikahan.

Masalah yang ada dalam pernikahan sangatlah banyak, namun yang sering menjadi perdebatan di masyarakat adalah masalah kafa’ah.

Kafa’ah itu berarti sama, hampir sama, seimbang, senada atau serasi.

Maksudnya dalam pernikahan itu harus memperhatikan kafa’ah atau keseimbangan antara laki-laki dan perempuan.

Baca Sepenuhnya

Hukum Perkawinan Transgender

Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang paling sempurna.

Dengan fisik indah yang disandangnya serta akal yang dimilikinya, hal itu yang membedakan ia dengan makhluk ciptaan Allah lainnya.

Manusia diberikan akal untuk berpikir terkait hal yang baik maupun yang tidak baik.

Karena hakikatnya manusia adalah khalifah fi al-ardh pengemban amanat untuk mengelola kehidupan di muka bumi.

Agar keberlangsungan hidup manusia tetap terjaga, islam menjawab perkawinan adalah solusi tepatnya.

Perkawinan adalah suatu bentuk ikrar yang sakral dan suci oleh kedua insan (laki-laki dan perempuan) yang telah berjanji untuk membangun rumah tangga bersama selamanya, tentu dengan dasar keridhaan atas keduanya.

Perkawinan sangat erat kaitannya dengan legimitasi sosial, mereka yang sudah menikah mampu terhindar dari adanya fitnah-fitnah yang tidak diinginkan.

Dengan perkawinan pula manusia mampu menyempurnakan separuh dari agamanya.

Namun penyimpangan-penyimpangan yang terjadi belakangan ini mulai beredar seperti perkawinan sejenis yang dilakukan oleh sekelompk LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender/Transeksual).

Baca Sepenuhnya

Kelebihan Memelihara Amalan Shodaqoh Disisi Allah

amalan shodaqoh
Photo by Jean Lakosnyk on Unsplash

Artikel ini dikongsikan ke inbox kami oleh saudara kita, M. K Bonesaputra Rukman dari Indonesia

Pada dasarnya Allah SWT menciptakan manusia bukan untuk mencari harta sebanyak-banyaknya di dunia.

Dan bukan mencari kekuasaan yang seluas-luasnya, akan tetapi tujuan Allah SWT menciptakan manusia dimuka bumi ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada sang pencipta Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Adz-Dzariyat ayat 56:

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Dari ayat ini sangat jelas bahwa Allah SWT memerintahkan kepada umat manusia untuk menyembah-Nya, mentaati segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya.

Semua harta dan kekuasaan kita hanyalah bonus dan atas karunia-Nya.

Diantara bentuk pengabdian dan ketaatan seorang hamba yang dikaruniai oleh Allah SWT dengan harta serta nikmat yang berlimpah yaitu dengan cara menafkahkan sebagian rezeki yang dikaruniai Allah kepadanya ke jalan dan dari usaha yang baik serta halal.

Baca Sepenuhnya

Jadikan Peninggalan Kita Sesuatu Yang Bermakna

Ramai yang kita jumpa, berkongsi cerita berkongsi rasa berkongsi suka.

Sama ada teman, kawan biasa, kenalan socmeds (baca: social media), makcik pakcik stesen bas. Banyak, ramai.

Cuma adakah yang datang dan pergi dari hidup kita itu memberi kesan? ataupun hanya sekadar berlalu sama seperti berlalunya masa?

Masa berlalu , jumpa orang baru .

Yang dulu, entahlah. Apa masih ingat aku?

Biasalah tu konsep people come and go.

Kita pun macam tu. Ada masa kita jadikan mereka sebagai persinggahan. Ada yang kekal, ada yang sekejap kenal lepastu kita lupa.

Pernah terfikir tak apa yang dah kita tinggalkan dalam hidup seseorang lepas kita beransur pergi dari kehidupan mereka?

Baca Sepenuhnya

Husnuzon: Membentuk Jiwa Bersangka Baik Kepada Tuhan

Husnuzon bersangka baik kepada Allah

Husnuzon atau bersangka baik dengan Allah merupakan perkara besar dan penting bagi setiap insan yang bergelar mukmin.

Sangkaan dengan Tuhan berkait dengan kepercayaan.

Manakala percaya itu berkaitan dengan tauhid dan iman.

Maka dengan itu siapa yang bersangka buruk dengan Tuhan, maka dia tidak beriman dengan sempurna kepada Tuhan..

.. kerana percaya dan iman itu tidak mungkin terpisah dalam menerjemahkan makna seorang mukmin yang baik.

Baca Sepenuhnya