Kelebihan Memelihara Amalan Shodaqoh Disisi Allah

amalan shodaqoh
Photo by Jean Lakosnyk on Unsplash

Artikel ini dikongsikan ke inbox kami oleh saudara kita, M. K Bonesaputra Rukman dari Indonesia

Pada dasarnya Allah SWT menciptakan manusia bukan untuk mencari harta sebanyak-banyaknya di dunia.

Dan bukan mencari kekuasaan yang seluas-luasnya, akan tetapi tujuan Allah SWT menciptakan manusia dimuka bumi ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada sang pencipta Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Adz-Dzariyat ayat 56:

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Dari ayat ini sangat jelas bahwa Allah SWT memerintahkan kepada umat manusia untuk menyembah-Nya, mentaati segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya.

Semua harta dan kekuasaan kita hanyalah bonus dan atas karunia-Nya.

Diantara bentuk pengabdian dan ketaatan seorang hamba yang dikaruniai oleh Allah SWT dengan harta serta nikmat yang berlimpah yaitu dengan cara menafkahkan sebagian rezeki yang dikaruniai Allah kepadanya ke jalan dan dari usaha yang baik serta halal.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 267:

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilihyang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya, melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah maha kaya lagi maha terpuji.”

Agama Islam sangat menganjurkan kepada umat muslim untuk melaksanakan shodaqoh, karena shodaqoh memiliki peranan penting dalam membantu perekonomian umat Islam.

Karena peranan penting shodaqoh ini, Allah SWT bahkan menjanjikan pahala yang berlimpah dengan dilipatgandakannya pahala bagi mereka yang dikehendaki-Nya.

Sebagaimana firman Allah SWT dal Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 261:

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui.”

Ayat tersebut dapat diumpamakan sebagai berikut:

si Fulan menafkahkan hartanya seribu rupiah yang dihasilkan dari pekerjaan yang baik lagi halal kemudian dishodaqohkan ke jalan yang baik seperti madrasah, pondik pesantren , masjid, termasuk untuk kepentingan masyarakat kaum muslim seperti pemberdayaan perekonomian , santunan anak yatim, dan lain sebagainya.

Dengan ikhlas dan mengharapkan ridho dari Allah SWT, maka pahalanya akan berlipat sebagaimana ia bershodaqoh sebanyak 700 ribu rupiah.

Subhanallah.

Sudah seharusnya setiap amal shodaqoh selalu dijaga jangan sampai nilai-nilai shodaqoh itu dihadapan Allah SWT tidak berarti sama sekali lagi sirna, bisa?

Teramat sangat bisa.

Seperti tindakan kita yang sering mengungkit amal, menyakiti perasaan si penerima, beramal karena ingin dipuji atau ingin dikenal di kalangan masyarakat sekitar sebagai orang yang dermawan yang semuanya ini tidak lain merupakan penyakit.

Penyakit yang menggerogoti pahala shodaqoh hingga ia sirna terhilangkan oleh penyakit ini, shodaqoh yang tidak bernilai lagi sirna di hadapan Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah dalam AL-Quran surat Al-Baqarah ayat 264:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan  (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang diatasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan tidak pula mendapat pahala di akhirat).”

Ayat tersebut menunjukkan bahwa kita beramal kemudian diiringi dengan keinginan-keinginan yang lain yang bersifat negatif terutama tidak disertai niat ikhlas karena Allah ta’ala dan mengharap ridho-Nya, maka amal kita akan musnah dan sirna.

Sebab pahala-pahala itu hilang adalah tipu daya setan yang berupa bisikan-bisikan yang diolah menjadi penyakit-penyakit hati dan kemudian menghancurkan segala pahala amal dan nilai shodaqoh kita di hadapan Allah SWT.

Dalam hal shodaqoh ini, setan sangat berperan aktif dalam menggaagalkan niatan baik anak cucu adam untuk mendermakan hartanya di jalan yang baik, juga menggagalkan pahala ini dengan cara menanmkan sifat kikir.

Takut fakir cinta dunia maupun sifat-sifat lainnya seperti riya, menyombongkan amal, mengungkit amal, atau dengan cara yang lain dari berbagai tipu muslihat demi pahala amalan ini sirna lagi tak berarti di hadapan Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW bersabda,

Jika anak cucu Adam meninggal maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang selalu mendoakan kedua orangtuanya”.

Hadist ini menunjukan bahwa shodaqoh jariyah merupakan satu dari tiga amalan yang tidak akan terputus pahalanya kendatipun manusia telah meninggalkan dunia yang fana ini dan juga selalu menyertai dan menemaninya serta selalu mengalir kepadanya dalam kehidupan setelah mati. Subhanallah.

Oleh karena itu, sebelum nyawa dalam raga kita ini diambil oleh sang pencipta alam semesta marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas serta kuantutas amal shodaqoh kita dengan ikhlas dan hanya mengharapkan berkah dan keridhoan Allah SWT.

Serta memagari diri kita dari sifat-sifat yang dapat membuat pahala shodaqoh kita sia-sia, sirna, serta musnah bagaikan kayu bakar yang dilahp oleh api, bagaikan batu licin yang bertanah dan dibilas oleh siraman air hujan.

Akhirnya marilah kita berdoa semoga kita diberikan kekuatan untuk selalu meningkatkan semua kualitas dan kuantitas amal kita agar setiap amalan yang kita lakukan diterima di sisi Allah SWT sang pencipta alam semesta lagi luas limpahan rezeki-Nya. Amin.

Photo of author

Muhamad Naim

Bertugas sebagai pendidik dibawah Kementerian Pelajaran Malaysia (KPM). Telah menubuhkan dan menulis di web akuislam.com semenjak tahun 2010. Saya berharap laman web ini memberi manfaat kepada anda semua. Semoga Allah redha.

Suka Apa Yang Anda Baca?

Daftarkan nama dan email anda untuk mendapatkan panduan dan perkongsian berkualiti terus ke inbox anda secara PERCUMA!







Privasi anda adalah keutamaan kami. Kami tidak bertolak ansur dengan spam dan kebocoran maklumat kepada pihak ketiga.

Tinggalkan Komen Anda..

DAFTAR NOTIFIKASI DI SINI..
Maklumkan saya jika terdapat:
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments